Sample Text

Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani

Jumat, 01 Mei 2020


EVALUASI PEMBELAJARAN DARING DI SAAT PENANGANAN WABAH COVID-19 DI INDONES DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK    PIECES

   Himawan Sulistyo
     Mahasiswa Pasca Sarjana
       Universitas Terbuka 2020
      Bantul - Yogyakarta
     Indonesia
                                                          
                                       
ABSTRAK
Indonesia merupakah salah satu negara yang terdampak dalam kasus wabah virus Covid-19 dan juga dibeberapa daerah juga sudah diterapkan Lockdown dan PSBB. Salah satu yang terdampak berpengaruh besar dalam wabah ini adalah lembaga pendidikan khususnya adalah Sekolah-sekolah di Indonesia. Hubungan interaksi sosial menjadi salah satu penyebab utama menyebarnya wabah Covid-19 dari Cina ke Indonesia dan ini juga mempengaruhi dalam pembelajaran di sekolah dimana terjadi perubahan dari pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran daring. Evaluasi terhadap pembelajaran daring dilakukan terhadap 1372 responden dari seluruh wilayah di Indonesia dengan menggunakan metode PIECES. Hasil dari implementasi pembelajaran daring di Indonesia adalah setuju pada performance dan efficiency. Sedangkan pada informasi, economic, control dan service adalah perlu ditingkatkan.

KATA KUNCI: (PIECES, E-Learning, Covid-19)



  I.          PENDAHULUAN
Akibat dari pandemi covid-19 ini, menyebabkan diterapkannya berbagai kebijakan untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid-19 di Indonesia. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah di Indonesia salah satunya dengan menerapkan himbauan kepada masyarakat agar melakukan physical distancing yaitu himbauan untuk menjaga jarak diantara masyarakat, menjauhi aktivitas dalam segala bentuk kerumunan, perkumpulan, dan menghindari adanya pertemuan yang melibatkan banyak orang, termasuk sekolah menerapkan pembelajaran daring(Isman, 2017).
Evaluasi terhadap Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan menggunakan sistem dalam jaringan (daring), terkadang muncul berbagai masalah yang dihadapi oleh siswa dan guru, seperti materi pelajaran yang belum selesai disampaikan oleh guru kemudian guru mengganti dengan tugas lainnya. Hal tersebut menjadi keluhan bagi siswa karena tugas yang diberikan oleh guru lebih banyak. Atau permasalahan lain dari adanya sistem pembelajaran secara online ini adalah akses informasi yang terkendala oleh sinyal yang menyebabkan lambatnya dalam mengakses informasi. Siswa terkadang tertinggal dengan informasi akibat dari sinyal yang kurang memadai. Akibatnya mereka terlambat dalam mengumpulkan suatu tugas yang diberikan oleh guru. Belum lagi bagi guru yang memeriksa banyak tugas yang telah diberikan kepada siswa, membuat ruang penyimpanan gadget semakin terbatas. Penerapan pembelajaran online juga membuat pendidik berpikir kembali, mengenai model dan metode pembelajaran yang akan digunakan. Yang awalnya seorang guru sudah mempersiapkan model pembelajaran yang akan digunakan, kemudian harus mengubah model pembelajaran tersebut (Riyanda et al., 2020).
Di balik masalah dan keluhan tersebut, ternyata juga terdapat berbagai hikmah bagi pendidikan di Indonesia. Diantaranya, siswa maupun guru dapat menguasai teknologi untuk menunjang pembelajaran secara online ini, salah satunya adalah moodle (Hakim, 2018) . Sehingga, guru maupun siswa dituntut agar memiliki kemampuan dalam bidang teknologi pembelajaran. Penguasaan siswa maupun guru terhadap teknologi pembelajaran yang sangat bervariasi, menjadi tantangan tersendiri bagi mereka. Dengan adanya pembelajaran secara daring, maka mampu memaksa dan mempercepat mereka untuk menguasai teknologi pembelajaran secara digital sebagai suatu kebutuhan bagi mereka. Tuntutan kebutuhan tersebut, membuat mereka dapat mengetahui media online yang dapat menunjang sebagai pengganti pembelajaran di kelas secara langsung, tanpa mengurangi kualitas materi pembelajaran dan target pencapaian dalam pembelajaran. 

II.        METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan Metode PIECES dimana pertanyaannya dirancang dengan metode kuantitatif itu dapat digunakan dalam manajemen pendidikan. Responden diberikan 16 Pertanyaan. Pertanyaan 1 sampai dengan 10 berisi tentang identitas responden, dan pertanyaan 11 sampai dengan 16 menggunakan penilaian metode Likert, Metode kuantitatif dalam penanya menggunakan pengukuran skala likert yang terdiri dari lima (5) suara, yaitu Sangat Setuju ( skor 5), Setuju (skor 4), Netral ( skor 3), Tidak Setuju ( skor 2), dan Sangat Tidak Setuju (skor 1).
Berdasarkan uraian di atas, desain pertanyaan dalam penanya penelitian yang menggunakan PIECES dimana pertanyaan 1 sampai dengan 10 berisi tentang identitas responden yaitu nama, alamat email, provinsi, kabupaten/kota, pekerjaan, instansi, jenis kelamin, usia, pendidikan dan jurusan. Pertanyaan 11 sampai dengan 16 berisi pertanyaan sebagai berikut: 
-        P(erformance). Apakah anda berpikir bahwa pembelajaran daring (e-learning) dapat meningkatkan dan menjaga proses belajar mengajar serta memastikan konsistensi, kelengkapan dan kualitas pada Instansi Pendidikan? 
-        I(nformation). Apakah anda berpikir bahwa pembelajaran daring (e-learning) membuat komunikasi informasi yang sangat baik antara pendidik dan peserta didik? 
-        E(conomic). Apakah anda berpikir bahwa menggunakan pembelajaran daring (e-learning) dapat menghemat biaya? 
-        C(Control). Apakah menggunakan pembelajaran daring (e-learning) dapat meningkatkan akurasi, interaksi dan umpan balik dalam materi online serta meningkatkan kesempatan terdidik dapat bertanya langsung ke pendidik begitu pula sebaliknya? 
-        E(feciency). Apakah dengan adanya pembelajaran daring (e-learning) dapat meningkatkan efisiensi organisasi terhadap masalah tertentu seperti waktu, kendala lokasi, respons yang lambat dan penggunaan kertas? 
-        S(ervice). Apakah adanya pembelajaran Online (e-learning), hasil belajar menjadi lebih terlayani (mudah) menggunakan pendekatan pembelajaran daring ketimbang tatap muka? Seluruh pertanyaan wajib diisi oleh responden.
Performance atau kinerja merupakan aspek pertama dalam metode PIECES yang memiliki peranan penting dalam mengevaluasi kemampuan sistem dalam menyelesaikan tugas dengan cepat dan tepat sehingga hasil (output) yang diinginkan tercapai. Aspek ini diukur dari throughput yang merupakan jumlah pekerjaan atau produksi yang dapat diselesaikan, dan response time yang merupakan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan serangkaian pekerjaan sampai menghasilkan output yang diinginkan. Information atau informasi merupakan aspek kedua dalam metode PIECES yang mengevaluasi kualitas informasi yang dihasilkan relavan dengan hasil yang diinginkan dan memiliki nilai berguna bagi user. Kualitas informasi tersebut dapat diukur dari output, input dan penyimpanan data. Economic (ekonomi) merupakan aspek ketiga dalam metode PIECES yang mengevaluasi prosedur yang dilakukan pada sistem perlu ditingkatkan nilai gunanya (manfaat) atau diturunkan biaya penyelenggaraannya. Aspek ini diukur dari biaya and keuntungan.

III.        HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode PIECES, semua komponen kerangka PIECES digunakan untuk mengevaluasi Pembelajaran Daring Pada Masa Penanganan Wabah Covid-19 di Wilayah Indonesia, sedangkan teknik pemberian skor yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini adalah teknik skala Likert. Kuesioner ini di distribusikan ke responden melalui Google Form total 1372 responden, dengan rincian  sebagai berikut: 101 responden berasal dari Provinsi Bali, 280 responden berasal dari Provinsi Jawa Barat, 2 responden berasal dari Provinsi Bangka Belitung, 105 responden berasal dari Provinsi Banten, 104 responden berasal dari Provinsi D.I. Yogyakarta, 190 responden berasal dari Provinsi DKI. Jakarta, 85 responden berasal dari Provinsi Jawa Tengah, 3 responden berasal dari Provinsi Jawa Timur, 51 responden berasal dari Provinsi Lampung, 100 responden berasal dari Provinsi Papua, 1 responden berasal dari Provinsi Riau, 250 responden berasal dari Provinsi Sumatera Utara. Jenis Kelamin responden laki-laki 396 dan wanita 876, Pendidikan Terakhir Responden SMP 3 orang, SMA 144 orang, D1 4 orang, D3 19 orang, S1 1000 orang, S2 100 orang, dan S3 2 orang.
  1. Performance
Hasil dari penilaian Performance dalam Pembelajaran Daring adalah sebagai berikut, dari 1.372 orang yang mengisi kuesioner ada  184 orang sangat setuju, 741 orang setuju, 212 orang netral, 228 orang tidak setuju dan 7 orang yang sangat tidak setuju. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada Gambar. 1 sebagai berikut : 
Gambar 1. Grafik Histogram untuk Performance
Sedangkan hasil skala Likert dalam Performance dapat dilihat pada Tabel. I sebagai berikut :

Hasil penilaian untuk Performance, responden Setuju bahwa pembelajaran daring  (e-learning) dapat meningkatkan dan menjaga proses belajar mengajar serta memastikan konsistensi, kelengkapan dan kualitas pada Instansi Pendidikan.

B. Information
Hasil dari penilaian Information dalam Pembelajaran Daring adalah sebagai berikut, dari 1.372 orang yang mengisi kuesioner ada  124 orang sangat setuju, 679 orang setuju, 248 orang netral, 311 orang tidak setuju dan 10 orang yang sangat tidak setuju. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada Gambar. 2 sebagai berikut :

Gambar 2. Grafik Histogram untuk Information
Sedangkan hasil skala Likert dalam Information dapat dilihat pada Tabel. II sebagai berikut :

Hasil penilaian untuk Information, responden Setuju bahwa pembelajaran daring (e-learning) membuat komunikasi informasi yang sangat baik antara pendidik dan peserta didik.

C. Economic

Hasil dari penilaian Economic dalam Pembelajaran Daring adalah sebagai berikut, dari 1.372 orang yang mengisi kuesioner ada  104 orang sangat setuju, 437 orang setuju, 291 orang netral, 498 orang tidak setuju dan 42 orang yang sangat tidak setuju. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada Gambar. 3 sebagai berikut : 

Gambar 3. Grafik Histogram untuk Economic
Sedangkan hasil skala Likert dalam Economic dapat dilihat pada Tabel. III sebagai berikut :


Hasil penilaian untuk economic, responden Setuju bahwa menggunakan pembelajaran daring (e-learning) dapat menghemat biaya.

D. Control

Hasil dari penilaian Control dalam Pembelajaran Daring adalah sebagai berikut, dari 1.372 orang yang mengisi kuesioner ada  91 orang sangat setuju, 608 orang setuju, 273 orang netral, 377 orang tidak setuju dan 23 orang yang sangat tidak setuju. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada Gambar. 4 sebagai berikut : 

Gambar 4. Grafik Histogram untuk Control

Sedangkan hasil skala Likert dalam Control dapat dilihat pada Tabel. IV sebagai berikut :

Hasil penilaian dari Control, responden Setuju bahwa menggunakan pembelajaran daring (e-learning) dapat meningkatkan akurasi, interaksi dan umpan balik dalam materi online serta meningkatkan kesempatan terdidik.

E. Efficiency

Hasil dari penilaian Efficiency dalam Pembelajaran Daring adalah sebagai berikut, dari 1.372 orang yang mengisi kuesioner ada 153 orang sangat setuju, 763 orang setuju, 248 orang netral, 200 orang tidak setuju dan 7 orang yang sangat tidak setuju. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada Gambar. 5 sebagai berikut : 

Gambar 5. Grafik Histogram untuk Efficiency

Sedangkan hasil skala Likert dalam Efficiency dapat dilihat pada Tabel. V sebagai berikut :


Hasil penilaian dari Control, responden Setuju bahwa dengan adanya pembelajaran daring (e-learning) dapat meningkatkan efesiensi organisasi terhadap masalah tertentu seperti waktu, kendala lokasi, respons yang lambat dan penggunaan kertas.

F. Service

Hasil dari penilaian Service dalam Pembelajaran Daring adalah sebagai berikut, dari 1.372 orang yang mengisi kuesioner ada 153 orang sangat setuju, 763 orang setuju, 248 orang netral, 200 orang tidak setuju dan 7 orang yang sangat tidak setuju. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada Gambar. 6 sebagai berikut : 

Gambar 6. Grafik Histogram untuk Service

Sedangkan hasil skala Likert dalam Service dapat dilihat pada Tabel. VI sebagai berikut :

Hasil penilaian dari Service, responden mengatakan Netral/ Ragu-ragu bahwa dengan adanya pembelajaran Online (e-learning), hasil belajar menjadi lebih terlayani (mudah) menggunakan pendekatan pembelajaran daring ketimbang tatap muka.



 IV.  KESIMPULAN

Kesimpulan dari Evaluasi Daring Di Saat Penanganan Wabah Covid-19 Di Indonesia Dengan Menggunakan Framework PIECES yaitu pembelajaran daring di saat penanganan wabah Covid-19 di Indonesia mempunyai nilai dalam performance, Information, Economic, Control, and Service. Dengan hasil-hasil ini, pemerintah harus meningkatkan pada faktor informasi, economic, control dan service sehingga dapat meningkatkan nilainya menjadi setuju. Sementara untuk implementasi penilaian pada perfomance dan efficience pembelajaran daring adalah setuju dan harus dipertahankan.

V. DAFTAR PUSTAKA
  1. https://news.detik.com/berita/d-4956764/penyebab-asal-mula-dan-pencegahan-viruscorona- di-indonesia
  2. https://republika.co.id/berita/q7c78z463/ruangguru-beri-pelatihan-guru-secaradaringhttps://www.researchgate.net/publication/340476242_BELAJAR_DAN_PEMBELAJAR AN_METODE_PEMBELAJARAN_DARING E-LEARNING 
  3. Asbar, Y., & Saptari, M. A. (2018). Analisa Dalam Mengukur Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Menggunakan Metode PIECES. Jurnal Visioner & Strategis, 6(2).
  4. Dan, P. C.-, & Internasional, R. (2020). Penyebaran covid-1Dan, P. C.-, & Internasional, R. (2020). Penyebaran covid-19 dan respons internasional.
  5. Dewi, R. S., Marchada, R. R., & Rifai, A. (2016). Analisa Pieces Penerapan Digital Monitoring Informasi Penyewaan Ruko Pasar 8 Pada Pt . Alam Sutera Realty , Tbk. Seminar Nasional Teknologi Informasi Dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016), 2016(Sentika), 18–19.
  6. Hakim, A. R. (2018). Pengembangan E-Learning Berbasis Moodle Sebagai Media Pengelolaan Pembelajaran. Kodifikasia, 12(2), 167. https://doi.org/10.21154/kodifikasia.v12i2.1516